NEET, Perlu Diselesaikan atau Penyelesaian?
Selasa, 15 Juli 2025 11:36 malam
Ami Arief
Artikel
101
Dalam era disrupsi teknologi yang terus berkembang pesat, berbagai aspek kehidupan dan dunia kerja mengalami perubahan signifikan. Salah satu kelompok yang semakin menjadi perhatian adalah NEET (Not in Education, Employment, or Training) yang menghadapi tantangan unik dalam menavigasi masa depan di tengah gelombang inovasi dan otomatisasi. Artikel ini akan membahas bagaimana peran NEET dapat beradaptasi dan memanfaatkan peluang di tengah era disrupsi teknologi, serta strategi yang dapat membantu mereka tetap relevan dan produktif di era yang penuh ketidakpastian ini.
Eksistensi NEET merupakan suatu fenomena sosial dan ekonomi tersendiri di era disrupsi. Hal yang menjadi pertanyaan kunci atas fenomena ini yakni, apakah NEET perlu diselesaikan (masalah) atau penyelesaian (tujuan). Ini merupakan jawaban yang hanya dapat dijawab oleh NEET.
Dari sudut pandang stakeholder yang bertugas untuk urusan yang bersinggungan dengan kondisi perokonomian rakyat semisal ketenagakerjaan, industri dan perdagangan, ekonomi dan bisnis, sosial, kesejahteraan rakyat, perhubungan, ketahanan pangan, pendidikan, kependudukan, tentu ini sebuah masalah. Bahkan bisa jadi stakeholder yang tidak berhubungan langsung dengan perekonomian rakyat juga dapat merasakan dampak fenomena yang terjadi, semisal stakeholder keamanan yang mendapati peningkatan kasus kriminal atau kasus yang jarang terjadi sebelumnya, orang-orang dengan kompetensi yang dimiliki psikolog atau dokter serta wakil rakyat bisa mendapat aneka keluhan orang-orang usia muda, stakeholder yang berkenaan dengan properti dan pemukiman warga serta pihak terkait bisa menjadi perlu untuk menyediakan mekanisme dan terobosan solusi pemukiman untuk orang-orang dengan kondisi ekonomi di bawah garis kemiskinan atau tuna wisma, dsb.
NEET juga merupakan masalah dari sisi pihak yang masuk ke dalam kategori NEET yang merasa kondisi NEET bukan merupakan tujuan mereka. Bisa jadi yang sedang NEET perlukan adalah kondisi memiliki pekerjaan dengan ekspektasi pekerjaan merupakan penyelesaian atas permasalahan pendapatan dan permasalahan status sosial. Bisa jadi yang sedang NEET perlukan adalah pelatihan atau magang dengan maksud agar setelah pelatihan atau magang mendapatkan kompetensi dan atau status pengalaman kerja selama periode tertentu untuk memenuhi syarat minimum pekerjaan yang diperlukan atau diharapkan. Bisa jadi juga yang NEET perlukan adalah pendidikan pada jenjang tertentu untuk memenuhi syarat pekerjaan tertentu.
Namun lain ceritanya jika NEET merupakan hal yang menjadi tujuan. Bisa jadi juga NEET mundur dari lingkungan entrepreneur, wirausaha, kerja, selama periode tertentu disebabkan hal tertentu, semisal ketidaksesuaian dengan minat, kompetensi, pendapatan yang tidak relevan dengan kebutuhan, lokasi pekerjaan tetap yang jaraknya dapat mengganggu hubungan dengan pasangan atau keluarga, dsb. Maka dalam hal ini, untuk sebagian orang, NEET bisa jadi merupakan tujuan jangka pendek untuk sebuah probabilitas opsi peluang hidup yang lebih baik. Tidak ada penyelesaian yang lebih relevan atas orang-orang dengan status "NEET merupakan penyelesaian" selain kondisi NEET.
Apa daya yang dimiliki orang-orang dengan status "NEET untuk diselesaikan" dalam menghadapi disrupsi teknologi? Tergantung permasalahannya. Jika masalahnya tidak sedang bekerja, maka solusinya adalah bekerja. Jika masalahnya tidak sedang pelatihan atau magang maka solusinya adalah pelatihan atau magang. Jika masalahnya belum mencapai jenjang pendidikan yang diperlukan atau diharapkan, maka solusinya melalui proses jenjang pendidikan yang diperlukan atau diharapkan.
1. Bekerja sebagai Solusi
Terkadang tidak ada penyelesaian yang lebih efektif untuk permasalahan "tidak sedang bekerja" selain melihat lowongan pekerjaan impian atau yang diharapkan beberapa saat sebelum kelulusan masa SMA/sederajat atau 2 hingga 5 tahun sebelum masa kelulusan D3/S1 sederajat. Dari lowongan kerja tersebut NEET dapat mempersiapkan hal-hal yang menjadi pra syarat lowongan kerja, apakah itu berpengalaman minimal 2 tahun, memiliki kendaraan pribadi, domisili di Kabupaten/Kota tempat bekerja, D3/S1 pada jurusan keilmuan tertentu, berusia minimal-maksimal sekian tahun. Terkadang bukan masalah lowongan kerja tidak ada, pekerjaan itu mungkin banyak atau justru sangat banyak sekali, namun tidak ada mutualisme jika di-submit oleh orang yang tidak memenuhi pra syarat yang dipaparkan sebagaimana tertulis di lowongan. Ini belum tentang best match, baru hanya sebatas lolos kriteria minimum. Sehingga penting bagi NEET untuk mengetahui, apa sebenarnya pekerjaan yang diperlukan atau diinginkan agar bisa mempersiapkan diri, bukan hanya untuk lolos kriteria minimum namun juga menjadi best match atau mendapatkan posisi yang baik pada passing grade yang ketat.
Kondisi ini dapat menjadi sulit bilamana NEET sendiri tidak tau apa minatnya dan apa kompetensi atau potensi kompetensinya (bakat). Karena hal ini tidak akan mengarah secara eksplisit kepada profesi apapun melainkan NEET. Maka pencarian minat dan bakat merupakan hal fundamental bagi orang-orang yang belum memiliki kecenderungan kepada minat tertentu atau belum memiliki kompetensi tertentu. Hal ini biasa terjadi pada usia muda yang belum memanfaatkan teknologi informasi untuk mencari macam-macam profesi atau belum memanfaatkan teknologi informasi untuk menjelajahi/mendalami suatu profesi yang menarik perhatian/menghasilkan.
2. Pelatihan atau Magang sebagai Solusi
Hal ini menjadi relevan pada usia pendidikan. Kondisi ini menjadi ideal jika telah mengetahui apa minat dan apa bakat. Sebagian badan publik memerlukan ijazah seorang talenta hanya sekadar untuk formalitas dan memerlukan kompetensi sepenuhnya atas seorang talenta agar mendapatkan benefit/profit bagi badan publik tersebut. Bilamana kendala untuk masuk ke zona submit lowongan adalah kompetensi atau pengalaman kerja, maka penyelesaiannya adalah pelatihan atau magang dengan periode waktu tertentu. Jika modal yang menjadi permasalahan, maka pencegahan masalahnya adalah menabung, mitigasinya dapat mencari program pelatihan gratis atau mencari donatur (misal orang tua/wali) atas pelatihan berbayar. Jika kendalanya adalah referensi magang maka dapat melihat majalah dinding jurusan/universitas/SMA/sederajat, dapat juga bertanya pada dosen wali/wali murid/orang tua/wali/relasi yang terpercaya. Bilamana ingin magang pada tempat yang telah bonafit, biasanya syaratnya tak hanya surat pengantar sekolah/perguruan tinggi asal, melainkan kualifikasi tertentu yang mana diumumkan melalui lowongan magang berkenaan apa saja kriterianya.
3. Jenjang Pendidikan Tertentu sebagai Solusi
Hal ini relevan untuk orang-orang yang telah mengetahui kecenderungan minat atau bakatnya, telah melakukan penjelajahan yang cukup berkenaan macam-macam profesi yang terdapat pada cakupan minat atau bakatnya, telah menentukan kisaran profesi yang menjadi tujuannya. Maka dengan demikian lebih mudah untuk menentukan apakah SMA atau SMK, Perguruan Tinggi A atau B, fakultas A atau fakultas B, jurusan A atau jurusan B, konsentrasi program studi A atau B. Berdasarkan contoh lowongan yang telah dilihat, maka kualifikasi yang perlu disiapkan yakni pengalaman selama sekian tahun pada kegiatan profesi A, kemudian memenuhi syarat B, lalu melengkapi dokumen C, D, E, lebih disukai (memiliki probabilitas yang baik pada passing grade) jika mampu kompetensi atau memenuhi kualifikasi F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z, A1, ..., dsb.
Segala persiapan akan lebih bernilai jika dilakukan di usia pendidikan, dengan maupun tanpa gelar pendidikan pada lingkungan yang berorientasi meritokrasi. Namun gelar pendidikan tentu saja dapat meningkatkan probabilitas fleksibilitas jangkauan submit lowongan profesi.
Bilamana kondisi NEET sudah bukan usia pendidikan dan masalahnya adalah tidak ada pendapatan, maka opsi yang relevan yakni freelance atau pekerja bebas, 'ikut orang' (relasi yang terpercaya).
Bilamana kondisi NEET berdaya dari sisi kapital, maka riset untuk pemilihan jenis bisnis atau wirausaha dan analisis penempatan diri pada salah satu bilik cashflow quadrant merupakan hal yang relevan untuk dilakukan dengan modal tambahan strategi yang memadai dan pendampingan oleh relasi yang terpercaya, lebih berpengalaman dan sukses dengan pengalamannya. Berikut bilik 'ESBI' pada cashflow quadrant.
- [kiri] Employee. Memiliki pekerjaan.
- [kiri] Self Employeed. Bekerja untuk usaha sendiri.
- [kanan] Business Owner. Memiliki bisnis.
- [kanan] Investor. Memiliki invenstasi (harta bekerja untuk investor).
Demikian ulasan artikel terkait NEET, semoga dapat membuka pandangan berkenaan hal-hal yang bernilai untuk dilakukan atau disiapkan.
Tags:
disrupsi
pengaplikasian
otomasi
teknologi
ai
robotik
dampak
neet