Software Versioning
184
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang terus berkembang, software versioning menjadi hal yang sangat penting. Software versioning dapat difungsikan untuk membantu dalam manajemen proyek, kolaborasi tim, dan komunikasi dengan pengguna. Dengan memahami berbagai metode software versioning, pengembang dapat memastikan bahwa setiap perubahan, baik besar maupun kecil, terdokumentasi dengan baik dan mudah dipahami. Artikel ini memaparkan konsep dasar software versioning, berbagai metode yang ada, penomoran versi, dan pelebelan berdasarkan siklus pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan stabilitas produk perangkat lunak.
Software versioning adalah metode pemberian versi untuk perangkat lunak melalui penyematan nomor dan atau istilah siklus pengembangan perangkat lunak. Ini diperlukan untuk mengelola perubahan, meningkatkan pemahaman tentang fitur dan perbaikan, serta memudahkan kolaborasi antar pengembang.
Penomoran
Versi perangkat lunak biasanya dinyatakan dengan nomor versi yang mengikuti format tertentu. Metode penomoran versi ada bermacam-macam, sekurang-kurangnya sebagai berikut.
- Static Versioning
- Dynamic Versioning
- Semantic Versioning
- Incremental Versioning
- Date-based Versioning
- Calender Versioning
- Build Numbering
Dalam artikel ini kita akan memilih metode Semantic Software Versioning. Format dari Semantic Versioning yakni “Major.Minor.Patch” (contohnya, 1.2.3).
Berikut adalah penjelasan tentang setiap komponen:
1. Major (Utama)
Pada komponen ini, nomor menjadi bertambah ketika ada perubahan besar yang mana pada penerapan operasinya, sejumlah kode program / fungsi / objek / fitur dari perangkat lunak menjadi tidak berfungsi akibat kehilangan dependensi / tidak kompatibel dengan resource pada versi sebelumnya. Ini biasanya mencakup penggantian resource atau versi resource, penambahan fitur baru, atau perubahan arsitektur.
2. Minor (Minor)
Pada komponen ini, nomor menjadi bertambah ketika ada penambahan fitur baru yang kompatibel dengan versi sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa ada pengembangan yang lebih kecil namun tidak menyebabkan disfungsi pada fitur akibat perubahan arsitektur, hilangnya dependensi / kompatibilitas dengan resource pada versi sebelumnya.
3. Patch (Perbaikan)
Pada komponen ini, nomor menjadi bertambah ketika ada perbaikan bug atau perubahan kecil yang tidak menambah fitur baru. Ini biasanya bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan perangkat lunak.
Siklus Pengembangan Perangkat Lunak
Selain nomor versi, ada juga sistem pelabelan lain seperti versi alpha, beta dan stable, yang menunjukkan tahap pengembangan perangkat lunak. Alpha, beta dan stable adalah istilah yang umum digunakan dalam siklus pengembangan perangkat lunak untuk menggambarkan tahapan rilis dan stabilitas suatu perangkat lunak.
Berikut penjelasan masing-masing:
1. Alpha
Versi alpha adalah tahap awal dalam pengembangan perangkat lunak. Pada tahap ini, perangkat lunak masih dalam proses pengembangan dan sering kali belum stabil. Versi alpha biasanya dirilis kepada pengembang atau pengguna yang bersedia untuk menguji dan memberikan umpan balik. Fitur-fitur mungkin belum lengkap, memiliki bug atau masalah lainnya. Tujuan dari versi alpha adalah untuk melakukan pengujian awal dan memperbaiki masalah sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Beta
Versi beta adalah tahap berikutnya setelah tahap alpha. Pada tahap ini, perangkat lunak sudah lebih stabil dan memiliki sebagian besar fitur yang direncanakan. Versi beta sering kali dirilis kepada sekelompok pengguna yang lebih luas (termasuk pengguna eksternal) untuk mendapatkan umpan balik tambahan. Meskipun lebih stabil daripada versi alpha, versi beta masih dapat memiliki bug dan masalah yang perlu diperbaiki. Tujuan dari versi beta adalah untuk menguji perangkat lunak dalam kondisi yang lebih nyata dan mengidentifikasi masalah sebelum rilis final.
3. Stable
Versi stable (stabil) adalah versi akhir dari perangkat lunak yang siap untuk digunakan oleh pengguna umum. Pada tahap ini, perangkat lunak telah melalui pengujian yang ketat, dan semua masalah yang diidentifikasi selama fase alpha dan beta telah diperbaiki. Versi stable dianggap cukup andal dan aman untuk digunakan dalam lingkungan produksi. Setelah rilis stable, perangkat lunak biasanya akan terus menerima pembaharuan melalui patch atau versi minor dan mayor di masa mendatang.
Setiap tahap bertujuan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dan memastikan bahwa produk akhir memenuhi harapan pengguna.
Dengan menggunakan software versioning, pengembang dan pengguna dapat dengan mudah melacak perubahan dan memastikan bahwa mereka menggunakan versi yang tepat dari perangkat lunak.